Senin, 28 November 2016

Mahasiswa Wajib Menghormati, Dosen Wajib Menghargai

     Dalam proses tholabul ‘ilmi, Adab seorang murid  terhadap guru merupakan sesuatu yang mutlak, karena keberkahan ilmu tergantung pada adab. Yakni adab kesopanan murid kepada guru. Sayangnya, adab kesopanan kepada guru ini mulai luntur, dan hal ini dapat di rasakan dalam berbagai tingkatan pendidikan tak terkecuali tingkat Perkuliahan

     Zaman sekarang, adab mahasiswa semakin jauh dari sopan santun terhadap dosennya. Di kampus, para mahasiswa sudah terbiasa menggunjingkan gurunya dibelakang punggungnya. Entah itu karena dosennya galaklah, sering memeberi tugaslah, ataupun sering tidak masuk.. tingkah laku mahasiswa seperti inilah yang sebenarnya bisa merusak pendidikan. Sebab pendidikan bukan hanya soal transfer informasi, tetapi juga penanaman nilai. Oleh karena itu, salah satu prioritas utama untuk memperbaiki dunia pendidikan ditingkat Perkuliahan adalah menegakkan akhlak mahasiswa kepada dosennya.

     Di antara bentuk penghormatan kepada guru adalah dengan berbicara dopan santun kepadanya, merendahkan diri kepadanya, mengucapkan salam, serta menjabat tangannya (mencium tangannya), mengerjakan apa yang dimintanya tanpa banyak mengeluh, tidak mendebatnya secara berlebihan, tidak mengganggunya jika ia tidak berkenan, tidak menggunjingnya di belakang, dan sebagainya.

     Dalam kitab   Ta’lim Muta’alim diterangkan adab murid terhadap guru adalah :

a. Seorang murid tidak berjalan di depan gurunya
b. Tidak duduk di tempat gurunya
c. Tidak memulai bicara padanya kecuali dengan izin guru
d. Tidak berbicara di hadapan guru
e. Tidak bertanya sesuatu bila guru sedang capek atau bosan
f. Harus menjaga waktu, jangan mengetuk pintunya, tapi menunggu sampai guru keluar
g. Seorang murid harus kerelaan hati guru, harus menjauhi hal-hal yang menyebabkan guru marah, mematuhi perintahnya asal tidak bertentanangan dengan agama
h. Menghormati putra-putra guru, dan sanak kerabat guru
i. Jangan menyakiti hati seorang guru karena ilmu yang dipelajarinya akan tidak berkah

     Sedangkan menurut Menurut Syeikh Ahmad Nawawi, adab murid terhadap guru antara lain :

a. Murid harus taat kepada guru terhadap apa yang diperintahkan didalam perkara yang halal
b. Murid harus menghormati guruMengucapkan salam ketika bertemu dengan guru, karena perilaku itu bisa membuat guru senang
c. Ketika murid bertemu guru di tepi jalan, hendaklah murid menghormati guru dengan berdiri dan berhenti
d. Murid hendaknya menyiapkan tempat duduk guru sebelum guru datang
e. Ketika duduk di hadapan guru harus sopan seperti ketika sedang sholat yaitu dengan menundukkan kepala
f. Murid harus memperhatikan penjelasan guru
g. Murid jangan bertanya ketika guru sedang lelah
h. Ketika duduk dalam suatu majelis pelajaran, murid hendaklah tidak menolah-noleh ke belakang
i. Murid jangan bertanya kepada guru tentang ilmu yang bukan di bidangnya atau bukan ahlinya
j. Murid harus memperhatikan penjelasan guru dan mencatatnya untuk mengikat ilmu agar tidak mudah hilang
k. Murid harus berprasangka baik terhadap guru

     Namun kenyataannya banyak mahasiswa yang seakan akan lupa bahwa dirinya adalah seorang murid. Mereka terkadang menganggap dosen adalah teman sendiri khususnya dosen dosen yang masih muda, sehingga perlahan sopan santun mereka akan luntur. Memang pada dasarnya menganggap seorang guru/dosen sebagai teman diperbolehkan asalkan tidak melanggar aturan sopan santun murid terhadap guru/ Mahasiswa terhadap dosen.

     Hancurnya dunia pendidikan khususnya perkuliahan, tidak bisa sepenuhnya disimpulkan bahwa mahasiswa mahasiswa nakal lah yang menyebabkan hancurnya dunia pendidikan, karaena tak jarang ada dosen yang mempunyai sifat sifat yang kurang terpuji sehingga lebih terkesan egois, karena mentang mentang berkedudukan sebagai dosen. padahal mereka sadar adanya mereka karena adanya mahasiswa. Karena Dosen tidak mungkin ada tanpa adanya mahasiswa. Maka akan sangat tidak terpuji apabila ada seorang dosen yang berkata “yang butuh siapa? Aku atau kamu?” terhadap mahasiswanya. karena pernyataan seperti itu seakan akan menunjukkan dosen tidaklah membutuhkan seorang mahasiswa

     Dalam kitabnya,Muraqi ‘Ubudiyyah Imam Al Ghazali menyebutkan adab dan sifat sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru yakni :
a. Menerima masalah yang dibawa oleh murid dan sabar dengannya.
b. Mempunya rasa kasih sayang yang tinggi, pada segala urusan, terutama yang menyangkut dengan muridnya.
c. Di saat mau duduk, maka harus memuliakan orang yang telah duduk duluan, duduk dengan sifat lemah-lembut beserta menundukkan kepala.
d. Tidak takabur dengan semua orang, bukan hanya dengan muridnya saja.
e. Mendahulukan sifat tawadhu’ di saat berkumpul dengan orang banyak, supaya diikuti oleh mereka.
f. Meninggalkan bermain-main, bercanda dan bersendau-gurau dengan orang banyak dan terutama dengan muridnya, karena dapat meruntuhkan martabatnya dan penghormatan murid terhadapnya.
g. Lemah-lembut saat mengajar, terhadap murid yang kurang IQ-nya, murid yang tidak bagus saat mengajukan pertanyaan, murid yang kurang memahami pelajaran, dan sebagainya, maksudnya membaguskan perkataan atau tingkah laku, karena itu akan membantu dan memberi pengaruh besar terhadap perkembangan murid.
h. Memberi perhatian lebih kepada murid yang bodoh di saat mengajar.
i. Jangan sekali-kali menyindir apalagi sampai marah terhadap murid yang bodoh tadi, karena kebodohannya.
j. Tidak boleh malu dan takut mengatakan “ saya tidak tahu” atau “ Wallahu ‘alam” apabila ada satu-satu masalah yang tidak diketahuinya atau kurang jelas maksudnya.
k. Menerima kebenaran di saat berdiskusi atau berdebat, walau itu datang dari lawannya, karena mengikut yang benar hukumnya wajib.
l. Jangan takut mencabut pernyataan atau i’tikad yang nyata salah pada kemudian hari, sekalipun kebenaran itu datang dari orang yang derajatnya lebih rendah.
m. Mencegah murid yang mempelajari ilmu yang dapat memudharatkan agama murid itu, atau lainnya, seperti ilmu sihir, ilmu nujum (perbintangan), peramalan dan lain sebagainya.
n. Mencegah murid yang berencana menuntut ilmu, bukan karena Allah SWT. Atau bukan karena negeri akhirat.
o. Menegah murid mempelajari ilmu yang bersifat fardhu kifayah sebelum selesai dari ilmu yang bersifat fardhu ‘ain. Fardhu ‘ain yang untuk kemashlahatan dhahir dan bathin si murid, maksudnya, dengan fardhu ‘ain tersebut murid bisa mengerjakan seluruh amalan yang diperintahkan kepadanya dan menjahui segala larangannya.
p. Segala sesuatu yang diajarkan oleh guru, harus dikerjakan oleh dirinya sendiri terlebih dahulu, sebelum diajarkan kepada orang lain, supaya orang lain tersebut bisa mengetahuinya dari perbuatan guru itu terlebih dahulu, sebelum mendengar langsung dari mulut gurunya, karena pengetahuan yang timbul dari perbuatan lebih kuat pengaruhnya dari pengetahuan yang timbul dari perkataan.

     Dari pernyataan pernyataan Imam Al Ghazali tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang dosen haruslah menghargai mahasiswanya. Karena bagaimanapun juga guru dan murid ibarat orang tua dengan anak, seorang anak harus menghormati orang tuanya dan orang tua harus menghargai anaknya. Begitu juga dalam dunia perkuliahan, seorang Mahasiswa harus menghormati Dosennya dan Seoorang dosen harus menghargai mahasiswanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar